Acep Najih, 40, cucu Ki Alimunah perintis generasi pertama silat Beksi Betawi dari Peninggilan Ciledug Kota Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel) Banten. Acep, seorang PNS guru SMA N 4 Tangsel menyatakan, Perguruan Silat Beksi sangat banyak. “Engkong saya pernah cerita Beksi, bahwa guru besarnya adalah perempuan. Perempuan ini dapat beksi dari monyet putih. Ki Ali tak pernah cerita pernah belajar beksi kepada selain perempuan itu. Ki Ali juga punya saudara-saudara seperguruan, yaitu yang pertama Ki Rifa (Ki H Riun) bin Rimin asli dan tinggal di Cengkareng Jakarta Barat sekarang.
Perguruan Silat Beksi Ki Alimunah telah dibuka sejak beberapa bulan lewat oleh Pak Acep Najih Spd. Dia rajin bersilaturahim ke Baba Mardi, 65 tahun, putera kandung Ki Rifa, tinggal di Tanjung Pasir Tangerang Utara Banten. Berdasarkan cerita Baba Mardi, Ki Alimunah dan Ki Rifa belajar Beksi ke Lie Tong San dan dalam waktu berbeda, mereka punya adik seperguruan bernama Murhali dari Kampung Juru Mudi Dadap.
Ki Ali Munah |
Baba Mardi juga menceritakan bahwa Lie Ceng Ok mempunyai tiga anak yaitu; Lie Tong San, Lie Ji Te dan Lie Do Ton. Dan yang mengajarkan kepada Ali Munah, Rifa dan Murhali adalah Lie Tong San. Saat itu Lie Ceng Ok sudah amat sepuh sehingga tak langsung ngajarin Beksi kepada mereka, ini versi cerita pertama.
Versi kedua, Beksi turun dari monyet putih kepada Nek Khodijah. Lalu Lie Ceng Ok Dadap Tangerang Utara belajar kepada Nek Khodijah yang aseli Betawi itu. Di sini telah belajar juga seorang pejuang revolusi dari Peninggilan Ciledug Kota Tangerang Banten, yaitu Jawara Ki Alimunah yang baru berumur 25-an tahun. Beksi turun juga ke putera pertama Lie Ceng Ok, Li Tong San namanya. Lie Tong San ngajarin Beksi ke Ki Murhali yang masih muda ketika itu, dan juga telah mengajarkan silat itu kepada Ki Rifa (Ki H Riun) Cengkareng, Ki Riun yang sahabat perjuangan Ki Alimunah jaman kolonialis Belanda dan Revolusi 1945.
Menurut Acep, Ki Ali Munah meninggal di usia 132, yakni pada tahun 1998. Ada kisah cukup besar yang menghebohkan dunia Persilatan Beksi waktu itu. Adalah seorang sesumbar ngaku-ngaku bisa hentikan KA yang lagi melaju. Para Jawara Beksi kontan siap ngimbangi sang ‘jumawa’. Dan tempat berduel disepakati di Jombang Ciputat, Tangsel. Saat itu, Ki Riun dan Murhali ke Jombang dan ketemuan dengan Ki Ali Munah.
Selaku pebeksi senior, Ali Munah muncul sebagai jubir (juru bicara). Tiba-tiba Ki Riun menggebrak demi ‘ngemop’ lawan dengan merobohkan sebuah rumah penduduk. Ngeliat gelagat nggak ungkulan, si jumawa tadi keder, sehingga dia nggak berani adu otot lagi sama para jawara Beksi. Dia beringsut kabur tanpa pamit lagi sama para jawara Beksi di situ. Orang-orang yang sudah pada bejubel kepengen nonton orang duel tak kesampean, akhirnya pada ikutan bubar juga.
sumber: disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar